Guru Madrasah Harus Jadi Rujukan Masyarakat

By Admin

nusakini.com--Guru madrasah harus menjadi rujukan masyarakat dalam kehidupan beragama, menjadi teladan dalam perilaku, referensi dan tempat bertanya bagi masyarakat. 

“Untuk itu guru tidak boleh berhenti belajar. Ilmunya harus didialogkan dengan realitas yang ada di masyarakat. Guru harus beraktualisasi dan berinteraksi dengan realitas yang berkembang di masyarakat,” demikian disampaikan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agana, Kamaruddin Amin saat membuka kegiatan Penyusunan Kisi-Kisi Ujian Madrasah di Bogor belum lama ini.

Dikatakan Dirjen, kualitas madrasah akan meningkat melalui setidaknya dua hal; pertama, kemampuan madrasah memproduksi lulusan yang cerdas dan berakhlak mulia. Kedua, guru yang mampu berinteraksi dengan perkembangan masyarakat. 

“Untuk itulah guru harus serius dan sungguh-sungguh mendidik siswanya secara profesional. Guru harus senantiasa mengembangkan kapasitas diri. Guru akan selalu dikenal dan diingat karena karyanya, yaitu karya menyiapkan peserta didik yang cerdas dan berakhlak serta karya tulisan yang berbasis pengalaman sebagai refleksi,” ucapnya. 

Menurutnya, sejauh ini, guru kurang mengaktualisasikan dirinya dengan menulis dari apa yang dialami, dilakukan dan diajarkan. Guru-guru kita masih belum percaya diri untuk menulis. 

“Ke depan, guru harus mampu merefleksikan pengalaman otentiknya dengan menulis, supaya dirujuk dan menjadi referensi dalam dunia pendidikan,” ucapnya. 

Dirjen memberikan ilustrasi, mengapa kita dapat belajar dari apa yang terjadi di Finlandia. Mengapa guru-guru di sana terhormat, guru-guru di Finlandia mengaktualisasikan diri dengan menulis dan berinteraksi dengan masyarakat.   

“Padahal aktualisasi diri guru-guru madrasah di Indonesia lebih luas dan lebih mudah. Karena dalam persepsi masyarakat, guru madrasah berkait langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan beragama di masyarakatnya. Inilah tantangan guru kita,” katanya. (p/ab)